Survei LSIN: Elektabilitas PDIP, Gerindra dan Golkar Masih Dominan

  • Bagikan

Lembaga Survei Independen Nusantara merilis hasil survei. PDIP, Grindra dan Golkar masih mendominasi perolehan elektabilitas dengan Demokrat berada diurutan keempat. 

Hari ini Sabtu (30/10/2021), LSIN bekerjasama dengan Dialektika Insitite membedah hasil survei nasional tersebut melalui diksusi daring zoom. Hadir sebagai narasumber diantaranya Yasin Mohammad (Direktur Eksekutif LSIN), Prof. Dr. Lili Romli, M.A (Peneliti Pusat Riset Politik, BRIN), Abdul Aziz, M.A ( Direktur Riset Dialektika Institute) dengan dimoderatori oleh M. Muhtar Nasir (Pimred kliksaja.co), dan Host oleh Thalyana Tantry.

Survei nasional LSIN mengukur persepsi publik terhadap kepuasan kinerja Pemerintah dan Kabinet dilakukan rentang waktu 8-15 Oktober 2021, melibatkan 1.200 responden dari 34 Provinsi di Indonesia dengan metode pengambilan data melalui telepolling.

Dengan simulasi pertanyaan tertutup saat responden diajukan pertanyaan jika Pileg dilaksanakan hari ini anda memilih partai apa?.

Temuan survei LSIN menunjukkan saat ini 3 Parpol terbesar elektabilitas adalah PDIP dengan elektabilitas 18%, disusul kemudian Gerindra 14% dan Golkar 11,6% urutan keempat demokrat 11,2%.

Sedangkan di parpol berbasis dukungan Islam partai PKS stabil elektabilitas di angka 7%, PKB 6,4% selebihnya masih berada di bawah 3% untuk Parpol berbasis masa Islam.

Merujuk pada temuan tersebut, menurut Yasin Mohammad, Partai Golkar cenderung mengalami penurunan elektabiltas jika dibandingkan tren survei-survei elektabilitas sebelumnya. Sementara Partai Demokrat mengalami tren kenaikan elektabilitas. Dengan situasi Pemilu masih panjang elektabilitas berpotensi fluktuatif namun diperkirakan tetap akan didomonasi oleh Parpol nasionalis yaitu PDIP, Gerindra, Golkar dan Demokrat.

Melihat temuan survei tersebut Prof. Lili Romli bahwa parpol berbasis masa Islam cukup dilematis, selain tidak bisa di papan atas juga terbentur konflik perpecahan. “Parpol Islam kesulitan naik, berada di midle class. Sudah begitu mengalami perpecahan seperti PKS dan PAN”. Ujar Prof Lili Romli.

Survei nasional LSIN ini mengambil sampel sepenuhnya secara acak (probability sampling), menggunakan metoda penarikan sampel acak sederhana (simple random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah penduduk di setiap Provinsi. Pemilihan responden dilakukan secara acak sistematis program komputerisasi yaitu dengan memasukkan data base nomor telepon.

Responden adalah penduduk Indonesia yang berumur minimal 17 tahun, yang pernah menjadi responden LSIN pada survei-survei sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan melalui telepon dengan panduan kuesioner oleh surveyor telepolling yang tersebar di seluruh Provinsi. Survei nasional melibatkan 1.200 responden dengan tingkat kepercayaan survei ini adalah 95% dan Margin of error sebesar ± 2,8%.

  • Bagikan