Dinilai Belum Efektif, Wakil Wali Kota Tangsel Pesimis Cabut PSBB ke 4

  • Bagikan

Satu pekan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) perpanjangan ke 4 di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berlangsung dan dinilai belum efektif. Tingkat kepatuhan masyarakat dinilai masih rendah.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie. Ia mengatakan, hingga saat ini, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap PSBB hanya 78 persen. “Idealnya, itu mencapai 90 persen. Tapi sepekan PSBB perpanjangan keempat ini masih 78 persen,” katanya saat menghadiri pelatihan pemulasaran jenazah Covid-19 di Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Senin (22/06/2020).

PSBB perpanjangan ke 4 dilaksanakan selama 14 hari yakni 15 – 28 Juni 2020 mendatang. Menurutnya, rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap PSBB tersebut dilihat dari masih banyaknya warga yang berkerumun. 

“Pelanggaran paling banyak itu soal jaga jarak. Masih banyak warga yang berkerumun. Misalnya dalam kegiatan ini warga pada berfoto, meskipun sudah diingatkan tapi tetap aja susah jaga jaraknya. Kalau penggunaan masker udah tertib,” ungkap Ben.

Selain angka kepatuhan yang masih rendah, R0 atau R-naught yang berarti angka pertambahan kasus tanpa adanya intervensi yang menjadi acuan perpanjangan PSBB masih cukup tinggi.

“Sebelumnya R0 kita mencapai 1,7 dan sekarang menurun jadi 1,5. Tetapi, itu masih tinggi dan belum ideal, karena idealnya itu di bawah nol,” tutur Ben yang digadang bakal jadi Calon Wali Kota Tangsel mendatang.

Dengan rendahnya kepatuhan masyarakat dan masih tingginya R0 tersebut, Ben pesimis PSBB akan berakhir. “Saya pesimis PSBB akan dicabut,” pungkasnya.

Meski begitu, Ben menuturkan, perkembangan kasus Covid-19 di Tangsel grafiknya menurun dan landai. Hingga saat ini, belum ada penambahan kasus positif dan banyak PDP sembuh. 

“Angka pasien positif Covid-19 sudah tiga hari ini nol kasus, begitu juga dengan jumlah positifnya. Grafiknya menurun dan semoga semakin berkurang,” tutupnya.

  • Bagikan