Gubernur Banten Suntik Dana Rp 1,9 Triliun untuk Sehatkan Bank Banten

  • Bagikan

Gubenur Banten Wahidin Halim memilih untuk menyuntikkan dana Rp 1,9 triliun untuk menyehatkan Bank Banten di tengah rencana merger dengan Bank Jawa Barat (BJB). Kas daerah senilai itu akan akan digunakan sebagai penyertaan modal agar bank ini menjadi sehat kembali.

Wahidin menjelaskan Bank Banten sedari awal memang perlu modal besar agar sehat karena peninggalan sebelum periodenya. Sebab itu, ia membuat rencana penyelamatan bank dengan cara memindahkan kas daerah dan bagaimana menyelamatkan kas yang mengendap.

“Kita sudah membuat laporan ke pemerintah pusat tentang bagaimana dampak sistemik kalau bank ini gagal. Sehingga membutuhkan semangat solidaritas berbagai kalangan. Sebagai bentuk tanggung jawab saya kepala daerah, saya tidak ingin Bank Banten memberikan dampak sistemik ke ekonomi Indonesia termasuk ekonomi Banten,” kata Wahidin Halim, Banten, Jumat (19//06/2020).

Menurut Wahidin, sebelum terjadi hiruk-pikuk pemindahan kas ke bjb dan rencana merger, ia sudah melakukan langkah penyehatan. Termasuk berbicara dengan OJK dan dinyatakan bahwa bank ini butuh Rp 2 triliun jika ingin sehat.

“Kalau tidak kita sehatkan dengan dana Rp 2 triliun bank ini akan mati. Bank ini akan tenggelam, kita juga tidak mau kehilangan bank satu-satunya bagi provinsi Banten,” ujar Wahidin.

Pilihan penyertaan modal atau suntikan dana Rp 1,9 ini katanya sudah melalui pertimbangan hukum. Ia sudah konsultasi dengan penegak hukum dan lembaga-lembaga keuangan dan akhirnya dipilih penyertaan modal.

Di satu sisi, meskipun sudah ada Letter of Inten (LOI) dengan Jawa Barat, tapi sejauh ini belum ada perkembangan. Pemprov Banten mendengar dan tanpa sepengetahuan OJK bahwa bank ini disebut oleh mereka sebagai bank pailit. Ia mengatakan bahwa pengumuman itu harusnya jadi kewenangan OJK.

“Lalu dengan kenyataan bahwa mereka (Jawa Barat) sepertinya tidak punya itikad baik dan selalu menunda-nunda, butuh waktu 6 bulan dan sebagainya, sementara kita di-warning OJK kalau (tangga) 21 ini, Juni ini tidak jelas, artinya akan dilikuidasi dan Bank Banten tinggal nama,” tutur Wahidin.

Sebab itu, Wahidin menilai pilihan terbaik sekarang adalah membiayai Bank Banten. Ia rencananya melakukan perbaikan manajemen. Termasuk katanya akan mengurangi operasional peninggalan Bank Pundi yang selama ini membebani pembiayaan.

  • Bagikan