Bersiap Hadapi Idul Adha, Baznas Bazis DKI Jakarta Borong 150 Ribu Bongsang Milik Pengrajin Sebagai Ganti Kantong Plastik

  • Bagikan

Baznas Bazis DKI Jakarta menyiapkan 150 ribu Bongsang sebagai pengganti kantong plastik sebagai pembungkus daging kurban saat Idul Adha 1441 Hijriah yang jatuh pada Jumat (31/07/2020).

Rencananya, 150 ribu bongsang tersebut akan dibagikan ke lima wilayah di DKI Jakarta.

Ketua Baznas Bazis DKI Jakarta, KH Ahmad Luthfi Fathullah, mengatakan bahwa pengadaan kerajinan bongsang oleh Baznas Bazis DKI Jakarta merujuk pada intruksi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, bahwa pembagian daging kurban saat Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah, tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai (PSP).

“Bongsang menjadi alternatif lain sebagai pengganti plastik yang memang sudah dilarang di Jakarta penggunaanya sebagai upaya mengurangi pencemaran lingkungan,” kata KH Ahmad Luthfi Fatullah, Rabu (22/07/2020).

Pada Rabu (22/07/2020), Baznas Bazis DKI Jakarta telah memborong sekitar 150 ribu bongsang, salah satunya bongsang milik Ibu Inik, pengrajin Bongsang dari Kampung Tegal Waru, Kec. Ciampea, Bogor.

Kampung Tegal Waru dikenal sebagai daerah pengrajin bongsang yang kebanyakan diproduksi oleh ibu-ibu.

“Dengan mengganti kantong plastik dengan Bongsang, Baznas Bazis telah melakukan setidaknya dua upaya. Yang pertama untuk membantu perekonomian ibu-Ibu para pengrajin bongsang. Yang kedua, turut serta dalam upaya menjaga lingkungan untuk tidak menggunakan kantong plastik yang memang merusak Bumi kita,” tambah KH Ahmad Luthfi Fatullah, yang biasa disapa Kyai Luthfi.

Pada kesempatan itu, Ibu Inik merasa terharu dan menyampaikan banyak terimakasih kepada Baznas Bazis DKI karena telah memborong bongsang miliknya.

“Alhamdulillah, terima kasih kepada Baznas Bazis yang telah memborong Bongsang di sini, ini sangat membantu perekonomian kami di masa pandemi seperti ini, karena udah beberapa bulan ini pembeli Bongsang sangat sepi, semoga bisa berkah buat semua, termasuk cucu saya juga senang sekali karena bisa sedikit membelikan mereka makanan yang agak enak,” kata Ibu Inik.

Bongsang, adalah kerajinan yang terbuat dari anyaman bambu yang disuwir, biasa digunakan untuk tempat peuyeum, tahu sumedang, atau telur. Dalam seminggu biasanya 100 hingga 200 bongsang dapat diselesaikan oleh pengrajin, tergantung kondisi cuaca dan kesehatan.

Ibu inik, meski sudah berumur 62 tahun ia masih terus bekerja membuat bongsang dari pagi hingga malam. Dimulai dengan membelah bambu, menyuwirnya panjang-panjang hingga berbentuk seperti tali, menjemurnya di bawah terik matahari, kemudian menganyamnya hingga berbentuk bongsang.

Hasil yang didapat tidak seberapa, hanya dua belas ribu untuk setiap lima puluh bongsang. Namun bagi Ibu Inik bekerja membuat bongsang jauh lebih baik daripada hidup berpangku tangan.

Usia senja tak membuat bu Inik lantas berpangku tangan, ia terus menggerakkan tanganya yang mulai gemetar untuk terus berupaya di masa tuanya. Ibu Inik, hidup di desa yang dikelilingi rumpun bambu, sejak kecil ia tidak asing dengan pohon bambu yang kemudian di anyam menjadi bongsang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ibu Inik biasa dibantu para cucu-cucunya, jika ada pembeli. Saat Baznas Bazis DKI Jakarta memborong 5000 bongsang miliknya, cucu-cucunya antusias membantu mengangkat dan menaikan Bongsang ke atas mobil yang akan di kirim ke kantor Baznas Bazis DKI Jakarta.

“Keriangan Anak-anak ini menggambarkan tentang sebuah kesederhanaan dan harapan. Mungkin Anak-anak ini belum tahu tentang seberapa yang di didapat dari hasil penjualan Bongsang Ibu Inik, tetapi mereka bisa menerka bahwa ketika ada yang membeli Bongsang setidaknya mereka bisa dapat jatah jajan di warung dekat rumahnya,” terang Kyai Luthfi Fatullah.

Di Kampung Tegal Waru, Ibu Inik tidak sendiri dalam membuat kerajinan Bongsang. Banyak juga Ibu-Ibu seumurannya yang menekuni pembuatan Bongsang.

Keterhimpitan Ekonomi membuat Ibu-Ibu disana harus kreatif, membuat Bongsang walaupun berpenghasilan kecil, namun telah membuat mereka tidak hanya berpangku tangan mengharapkan belas kasih orang lain di masa senjanya. (*)

  • Bagikan