Kota Tangerang Berhasil Mengurangi Titik Banjir Lebih dari 75%

  • Bagikan

Wali Kota Tangerang H. Arief R. Wismansyah menjabarkan terkait program Kampung Proklim yang merupakan salah satu cara dari Pemkot Tangerang bersama dengan masyarakat dan sektor swasta untuk dapat peduli dan bergerak dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim.

Pada pelaksanaan program Kampung Proklim, masyarakat telah membuat tak kurang dari 290 sumur resapan serta melakukan penanaman pohon sebanyak 33.522 pohon.

Wali Kota Tangerang H. Arief R. Wismansyah mengatakan bahwa dengan melaksanakan program baru ini, telah berhasil mengurangi titik banjir di Kota Tangerang hingga lebih dari 75%.

Wali Kota Tangerang H. Arief R. Wismansyah menjadi salah satu pembicara dalam acara Roundtable of Southeast Asian Mayors yang mengusung tema “Ensuring Climate Investments Reflect The Aspiration of Urban Poor” yang berlangsung secara daring, Selasa (9/11/2021).

Dalam diskusi yang juga diikuti sejumlah kepala daerah dari berbagai negara tersebut, Arief menyampaikan upaya dan program yang diusung oleh Pemerintah Kota Tangerang dalam menangani dampak perubahan iklim yang terjadi.

Dalam diskusi tersebut Arif mengatakan bahwa Di Kota Tangerang, kekuatan dan kerja sama dari masyarakat menjadi salah satu unsur yang penting. Diskusi ini juga menghadirkan narasumber Wakil Wali Kota Del Carmen Provinsi Surigao del Norte Alfredo Coro II dan Wali Kota La Trinidad Provinsi Benguet Romeo Salda dari negara Filipina.

Dalam acara yang diinisiasi oleh Asian Development Bank (ADB), Wali Kota Tangerang H. Arief R. Wismansyah mengungkapkan bahwa pada tahun 2021, terdapat sebanyak 240 kampung proklim di Kota Tangerang.

Arief menambahkan bahwa dengan adanya kegiatan masyarakat diantaranya pembuatan lubang biopori dan sumur resapan, pengolahan sampah di sumber hingga pemanfaatan lahan tidur menjadi KWT.

Selain Kampung Proklim, lanjut Arief, Pemkot Tangerang juga memiliki program Kampung Kita di mana setiap kampung dapat mengangkat kearifan lokal yang dimiliki untuk menjadi sebuah ikon dalam memperkenalkan identitas ataupun keunikan yang dimiliki.

“Contohnya Kampung Markisa, Kampung Talas dan masih banyak lagi yang bisa memberikan dampak positif terhadap perubahan iklim yang terjadi,” tutup Arief.

  • Bagikan