Pelantikan PB HMI: Affandi Ismail Tegaskan HMI Akan Selalu Kritis Terhadap Pemerintah

  • Bagikan

Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Affandi Ismail menegaskan bahwa PB HMI akan terus kritis terhadap setiap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada kepentingan umat.

“PB HMI akan selalu kritis dan konstruktif terhadap semua kebijakan negara atau pemerintah baik pusat maupun daerah, bilamana kebijakan tersebut jelas merugikan rakyat Indonesia,” tegas Affandi dalam pelantikan PB HMI periode 2020-2022 yang digelar secara virtual, Jumat (26/06/2020).

Affandi  menjelaskan di bawah kepemimpinannya, PB HMI mengangkat tema Gerakan Insan Ulil Albab, Berjuang Mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin.

Tema tersebut, menurut Affandi, merupakan gambaran dari apa yang menjadi visi misi PB HMI periode 2020-2022 dan sesuai dengan rekomendasi Kongres HMI ke-32 di Kendari, Sulawesi Tenggara, beberapa waktu yang lalu.

Pada kepengurusan periode ini, PB HMI memiliki 21 nomenklatur komisi yang akan menjadi bidang garap kepengurusan dalam dua tahun ke depan.

Hal ini berbeda dari beberapa periode kepengurusan sebelumnya, yang rata-rata hanya memiliki 9-10 komisi.

Affandi menjelaskan nomenklatur sebanyak itu dibuat untuk memudahkan pengawalan kebijakan-kebijakan pemerintah agar berpihak kepada umat.

“HMI akan terus mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah agar benar-benar fokus pada program-program yang menyejahterakan rakyat,” terang Affandi.

Sementara itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang hadir secara virtual mengingatkan tantangan dunia ke depan disaat dan pasca pandemi Covid-19 sangatlah berat.

Dalam orasi ilmiah yang disampaikan melalui platform Zoom, Bamsoet menyampaikan IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan terkontraksi hingga minus 4,9 persen, lebih rendah dari prediksi sebelumnya sebesar minus 3 persen.

Bank Dunia juga memperkirakan produk domestik global dunia akan terkoreksi menjadi minus 5,2 persen pada tahun 2020.

“Para ahli ekonomi juga memperkirakan setengah lapangan pekerjaan di dunia akan hilang dan tidak akan kembali lagi. Dunia Industri akan berubah total. Kita akan semakin individualistik dan lebih cepat masuk ke dalam era teknologi, digitalisasi dan robotik. Dunia tak akan sama seperti dahulu. Karenanya kita pun harus bersiap diri melakukan perubahan,” ujar Bamsoet. (*)

  • Bagikan