Pemerintah Kembangkan Food Estate di Sumatera Utara, Tujuh Perusahaan Swasta Siap Investasi

  • Bagikan

Tujuh perusahaan swasta dikabarkan siap berinvestasi untuk mendukung pengembangan kawasan food estate atau lumbung pangan khusus hortikultura di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara.

“Ada sekitar tujuh investor yang sudah siap dan tentunya akan mendukung omzet untuk kesejahteraan para petani,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melalui keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa (27/10/2020).

Dalam kunjungannya bersama Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Humbahas, Mentan menjelaskan bahwa proyek food estate ini bertujuan membangun kawasan hortikultura terpadu yang berdaya saing, ramah lingkungan dan modern, mendorong sinergitas dengan stakeholders, serta mendorong terbentuknya kelembagaan petani berbasis korporasi.

Ada pun ketujuh perusahaan swasta yang telah menanamkan modal untuk pengembangan kawasan food estate hortikultura adalah PT Indofood, PT Calbee Wings, PT Champ, PT Semangat Tani Maju Bersama, PT Agra Garlica, PT Agri Indo Sejahtera, dan PT Karya Tani Semesta.

Dari total luas areal yang dipersiapkan sekitar 1.000 hektare, Kementan menyatakan areal yang sedang dalam penggarapan seluas 215 hektare.

Mentan mengatakan bahwa pengembangan kawasan di Sumatera Utara dilaksanakan dengan model industri hulu-hilir termasuk pasca panen, kemudian akan ada “market place” seperti pasar modern untuk menyerap hasil produksi petani.

Kementan juga akan meningkatkan kapasitas petani dengan membentuk Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) untuk pengembangan komoditas hortikultura dan penyiapan benih hortikultura bermutu.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto menjelaskan bahwa target pembukaan lahan untuk pengembangan food estate di Humbahas seluas 1.000 hektare untuk tahun 2020 berasal dari sumber dana APBN Kementan dengan luas 215 hektare dan swasta 785 hektar.

“Skema yang pas untuk menggerakkan agribisnis food estate ini adalah korporasi kemitraan antara petani dan investor. Petani sebagai sumberdaya manusia yang ada disini merupakan pemilik lahan, sekaligus sebagai tenaga kerja produktif,” katanya.

Menurut dia banyak sasaran yang ingin dicapai dari pembangunan food estate ini, tidak hanya peningkatan luas tanam dan produksi bawang merah, bawang putih dan kentang.

Pengembangan food estate hortikultura ini juga bertujuan memperkuat kerja sama dan sinergitas petani dengan stakesholders terkait, sekaligus meningkatkan kapasitas petani untuk membentuk kelembagaan ekonomi petani.

Namun demikian, Prihasto menilai petani banyak yang mengalami keterbatasan modal. Untuk mengatasi masalah tersebut, peran KUR menjadi penting.

“Setiap pinjaman memerlukan jaminan di bank, maka dibutuhkan sosok investor yang berfungsi sebagai “off taker” penyerapan hasil produksi petani dan mampu menyediakan benih, pupuk dan saprodi lainnya,” kata dia. (*)

  • Bagikan