Pimnas PPI Ajak Jadikan Idul Fitri Sebagai Lembaran Baru Politik

  • Bagikan

Pimpinan Nasional (Pimnas) Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama bersyukur atas lancarnya kegiatan kagamaan dan sosial selama bulan Ramadhan tahun 1442 H. Dalam pernyaatan media menjelang Idul Fitri, Pimnas PPI rasa syukur juga disampaikan atas hadirnya toleransi dan saling menghormati di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang majemuk. Karena hal ini merupakan salah satu modal sosial yang penting bagi kerukunan, persaudaraan dan persatuan nasional.

Dalam pernyataan media yang disampaikan oleh Presidium PPI, Ian Zulfikar dan Sekjen PPI, Gede Pasek Suardika, Rabu (12/05/2021) di Jakarta, disampaikan bahwa kelancaran berbagai kegiatan di bulan Ramadhan dalam suasana yang aman dan tertib adalah tanda makin menyatunya kesadaran keagamaan dan kesadaran kebangsaan. “Inilah yang harus terus dirawat dan diperkuat terus untuk masa-masa yang akan datang,” tegas Ian Zulfikar.

Kemenangan Idul Fitri yang ditandai saling memaafkan perlu diterjemahkan lebih lanjut untuk makin meredakan ketegangan dan pembelahan sosial dan politik yang masih terasa pasca pilpres 2019. “Sudah saatnya semua kembali bersatu-padu untuk bekerja mengatasi keadaan sulit akibat pandemi dan masalah2 lama yg belum teratasi dengan baik,” katanya.

Suasana Idul Fitri tahun ini harus dijadikan momentum untuk membuka lembaran baru relasi sosial dan politik bagi seluruh elemen bangsa yang penuh dengan suasana ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah. “Hanya bangsa yang bersatu dan bekerja keras bersama yang mempunyai masa depan cemerlang. Bangsa yang berseteru dan berkonflik akan kehabisan energi untuk bisa bergerak maju dan berjaya,” katanya.

Pada kesempatan ini pula, Pimnas PPI meminta kepada para pemimpin bangsa, pemimpin politik, pemimpin agama, pemimpin sosial dan budaya untuk secara sungguh-sungguh tampil sebagai teladan bagi usaha-usaha memajukan persatuan dan persaudaraan. Ucapan, sikap dan tindakan para pemimpin diharapkan berjalan pada koridor persatuan dan menghindari perpecahan.

“Pemerintah menunjukkan kesungguhan mencinta dan melayani kepentingan rakyat. Sementara rakyat menunjukkan hormat dan patuh kepada aturan dan norma yg berlaku. Sikap kritis dilakukan dengan cara yg tertib dan damai, sedangkan pemerintah juga berlapang dada dan terbuka terhadap kritik dan masukan publik,” demikian pernyataan media Pimnas PPI. (*)

 

  • Bagikan